Pekerjaan semprot (pengendalian gulma) adalah salah satu pekerjaan penting di Perkebunan. Diantarnya semprot Piringan,PP, TPH dan Semprot Gawangan. Semprot Gawangan sendiri terdiri dari (semprot asystasia,semprot pakis, semprot anak kayu, semprot krisan dll).
Dalam prakteknya dilapangan, pekerjaan semprot Piringan,PP,TPH misalnya, para Planter pasti dilibatkan dengan alur pekerjaan semprot itu sendiri. INPUT-PROSES-OUTPUT
Kita sering hanya fokus ke output tanpa memperhatikan lebih detail INPUT nya. Contoh Input adalah sensus kerapatan gulma. Dari sensus kerapatan gulma sebenarnya ada dua informasi yang didapat: jenis gulma dominan (sebagai dasar penentuan herbisida dan alat semprot yang akan digunakan) dan Angka Kerapatan Gulma (AKG) (sebagai dasar penentuan berapa % SF yang akan dipakai). Selama ini dalam pelaksanaan sensus kerapatan gulma mungkin kita hanya fokus pada jenis gulma dominan saja, tanpa mempertimbangkan fungsi dari pada AKG tersebut.
Kenapa Begitu Penting AKG ?
Tidak semua sasaran semprot di tanaman kelapa sawit ditumbuhi gulma 100% (atau ditutupi gulma 100%) karena tingkat pertumbuhan gulma di tempat berbeda juga mengalami pertumbuhan yang berbeda juga.
Kalau Spray Faktor selama ini mungkin kita pakai 25%, tetapi apakah 25% tersebut ditumbuhi gulma (harus kita semprot semua)? tanpa memperhatikan bagaimana kerapatan gulma pokok per pokok tanaman kelapa sawit? kenyataan dilapangan dengan umur 4 bulan semprot dan tanaman homogen, piringan tanaman kelapa sawit tidak 100% ditutupi oleh gulma. apakah kondisi bersih tersebut juga disemprot? jawabanya TIDAK, Karena apabila disemprot maka hal tersebut adalah kerugian bagi perusahaan. Disinilah fungsi dari AKG.
ALUR PEKERJAAN SEMPROT :
RKT /RKB (PUSINGAN PEKERJAAN
SEMPROT)
|
|||||||||
IDENTIFIKASI GULMA (H-7)
|
|||||||||
- Gulma dominan | |||||||||
- AKG | |||||||||
JENIS BAHAN (HERBISIDA)
| |||||||||
Sistemik/Kontak
|
|||||||||
JENIS ALAT SEMPROT (H-1)
|
DOSIS (H-1)
|
||||||||
- Knapsack sprayer | -Ltr/Ha | ||||||||
- CDA | -Gr/Ha | ||||||||
JENIS NOZLE (H-1)
|
|||||||||
KALIBRASI
(1 Minggu Sekali)
|
|||||||||
-Flowrate (Ltr/menit) | |||||||||
-Swath (Meter) | |||||||||
-Kecepatan Jalan (Mtr/Menit) | |||||||||
VOLUME SEMPROT (H-1)
|
|||||||||
-Ltr/Ha | |||||||||
KONSENTRASI (H-1)
|
|||||||||
- Persen (%) | |||||||||
PENGISIAN RKH SEMPROT (H-1)
|
|||||||||
PEMBUATAN BON PERMINTAAN
PEMAKAIAN BARANG (BPPB) (H-1)
|
|||||||||
PENGISIAN AIR TANKI TUS (sore
H-1)
|
|||||||||
PENCAMPURAN
(H-0)
|
|||||||||
APEL PAGI /BREAFING (H-0)
|
|||||||||
PELAKSANAAN SEMPROT (H-0)
| |||||||||
EVALUASI KUALITAS SEMPROT (H-7)
|
|||||||||
@bfp2016 |
Studi Kasus:
Asisten Afdeling XXX sedang melakukan identifikasi gulma di Blok A1 seluas 30 Ha yang bulan ini direncanakan untuk disemprot. Hasil identifikasi jenis gulma didapati antara lain pakis= 5%, vop= 5%, Rumputan 45% dan daun lebar35%.
Selama melakukan identifikasi, Asisten tersebut juga mengamati kondisi areal yang akan disemprot dan diperoleh kenyataan bahwa kondisi pasar pikul relatif bersih dengan kerapatan gulma adalah 75 % (25% kategori bersih) dan kondisi piringan diperoleh data bahwa rata-rata kondisi piringan masih sangat bersih yaitu 30% bersih, sedangkan kondisi TPH 100% ditumbuhi gulma dengan kondisi normal. Hitunglah berapa spray factor dari areal tersebut apabila diketahui :
- Panjang pasar rintis adalah 300 m
- Lebar pasar rintis yang akan disemprot 1,2 m
- Ratio pasar rintis per ha adalah 2 pasar rintis per ha
- Jari-jari piringan adalah 2 m
- Populasi pokok per ha adalah 132 pokok/ha
- Ukuran TPH 3 x 4 m
- Ratio TPH per ha adalah 1,4 TPH/ha
Dik:
- AKG :
· PP = 75%
· Piringan = 70%
· TPH = 100%
- PP : 300 mtr
- Lebar PP : 1,2 mtr
- Rasio PP : 2 PP/Ha
- Jari-Jari Piringan : 2 Mtr
- Populasi : 132 Pkk/Ha
- Ukuran TPH : 3 x 4 Mtr
- Rasio TPH : 1,4 TPH/Ha
Dit:
- SF=…………..?
Jawab:
SF = Luas Piringan + Luas PP + Luas TPH x 100 %
10.000 M2
|
1. Piringan = π x r2 x sph
= 3,14 x (2 Mtr)2 x 132 pkk/Ha =1.657,95 M2 x AKG Piringan
= 1.657,95 M2 x 70% = 1.160,57 M2
2. Pasar Pikul = Panjang PP x Lebar PP x Rasio PP/Ha
= 300 Mtr x 2 PP/Ha x 1,2 Mtr = 720 M2 x AKG PP
= 720 M2 x 75% = 540 M2
3. TPH = P x l x Rasio TPH/Ha
= 3Mtr x 4Mtr x 1,4 TPH/Ha = 16,8 M 2 x AKG TPH
= 16,8 M 2 x 100% = 16,8 M 2
SF = 1.160,57 M2+ 540 M2 + 16,8 M2 x 100 %
10.000 M2
SF = 23,94 % ~ 24% (Apabila AKG tidak digunakan)
SF = 17,17% ~ 17% (setelah dikalikan dengan AKG)
SF = 17,17% ~ 17% (setelah dikalikan dengan AKG)
Dari gulma dominan yang didapat dari Indentifikasi Gulma tersebut bahan yang digunakan adalah Glifosat + Fluroksipir
Efesiensi Bahan Glifosat :
Dari skenario tersebut terdapat selisih dengan vs tidak menggunakan AKG = 6,77% ~ 7%. Misalnya kita akan melakukan semprot Pringan, PP,TPH dengan menggunakan bahan Glifosat dengan Dosis Blanket 1 Ltr/Ha maka efektif yang digunakan hanya 170 cc/Ha bukan 240 cc/Ha,
Maka dari kasus diatas apabila pemakaian bahan Glifosat diatas 200cc/Ha seharusnya pertanyaan yang muncul dibenak kita; berapa % kah AKG nya? atau bahkan sensus AKG tidak dilakukan? Inilah yang sering kita lupakan dalam mengeloa pekerjaan semprot yaitu AKG.
Dengan efesiensi Glifosat 70 cc/Ha ~ dengan (Rp/Ltr Glfosat= 22.900,-) Save Cost =Rp.1.603,-/Ha/Rotasi Apabila satu tahun 3 Rotasi Save Cost =Rp.4.809,-/Ha/Tahun
Satu Afd ~ 1000 Ha maka Save Cost dari bahan tersebut adalah
= Rp.4.809.000,-/Afd/Tahun
= Rp.4.809.000,-/Afd/Tahun
Satu Estate ~ 6000 Ha maka Save Cost dari bahan tersebut adalah
= Rp.28.854.000,-/Estate/Tahun
= Rp.28.854.000,-/Estate/Tahun
Efesiensi Bahan Fluroksipir :
Apabila Blanket 0,25 Ltr/Ha maka efektif yang digunakan hanya 42,5 cc/Ha bukan 60 cc/Ha
Dengan efesiensi Fluroksipir 17,5 cc/Ha ~ dengan (Rp/Ltr Fluroksipir= 117.500,-)
Save Cost=Rp.2.056,25,-/Ha/Rotasi
Apabila satu tahun 3 Rotasi , Save Cost=Rp.6.168,75/Ha/Tahun
Satu Afd ~ 1000 Ha maka Save Cost dari bahan tersebut adalah
= Rp.6.168.750,-/Afd/Tahun
= Rp.6.168.750,-/Afd/Tahun
Satu Estate ~ 6000 Ha maka Save Cost dari bahan tersebut adalah
= Rp.37.012.500,-/Estate/Tahun
= Rp.37.012.500,-/Estate/Tahun
Maka dengan pemakaian AKG tersebut untuk pekerjaan semprot piringan,pp,TPH kontribusi Efesiensi dari Bahan (Herbisida) adalah :
Total Save Cost dari satu Afd (1000 Ha) = Rp. 10.977.750,-/Tahun
Total Save Cost dari satu Estate (6000 Ha) = Rp.65.866.500 ,-/Tahun
Dari Kasus tersebut diatas maka perlu sekali penggunaan AKG tersebut bukan hanya jenis gulma saja tetapi juga kerapatan gulmanya (AKG), sehingga bahan yang digunakan bukan hanya efektif tetapi juga efesien.